Beranda | Artikel
Dia Tidak Melahirkan dan Tidak Pula Dilahirkan - Khutbah Jumat
Selasa, 1 Januari 2019

Bersama Pemateri :
Ustadz Ahmad Zainuddin

Dia Tidak Melahirkan dan Tidak Pula Dilahirkan ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor. Pada Jum’at, 20 Rabbi’ul Tsani 1440 H / 28 Desember 2018.

Khutbah Jum’at Pertama Tentang Dia Tidak Melahirkan dan Tidak Pula Dilahirkan

إنَّ الـحَمْدَ لِلّٰهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه
قال الله تعالى فى كتابه الكريم، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
وقال تعالى، يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّـهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّـهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
وقال تعالى، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ، فإِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ

Ummatal Islam,

Didalam Al-Qur’an ada sebuah surat yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beritakan bahwa ia sama dengan sepertiga Al-Quran. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 إِنَّهَا لَتَعْدِلُ ثُلُثَ الْقُرْآنِ

sungguh bacaan itu menyamai sepertiga al-Qur’an.” (HR. Bukhari)

Surat itu adalah surat Al-Ikhlas. Orang yang mencintainya akan memasukkannya kedalam surga. Sebagaimana disebutkan dalam riwayat ada seorang sahabat yang senantiasa menutup setiap rakaatnya dengan surat Al-Ikhlas. Lalu ketika ditanya oleh Rasulullah, sahabat ini berkata:

إِنِّي أُحِبُّهَا

Sesungguhnya aku mencintai surat ini

Kata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

حُبُّكَ إِيَّاهَا أَدْخَلَكَ الْجَـنَّةَ

Cintamu kepada surat ini memasukkanmu ke dalam surga“(HR. Bukhari, Tirmidzi & Ahmad)

Oleh karena itulah, betapa pentingnya kita memahami surat ini. Surat yang agung yang senantiasa Rasululllah baca disetiap qobliyah subuh, demikian pula ba’diyah maghrib.

Allah ta’ala berfirman:

قُلْ هُوَ اللَّـهُ أَحَدٌ ﴿١﴾

Katakanlah: “Dialah Allah, Yang Maha Esa.” (QS. Al-Ikhlas[112]: 1)

Esa artinya Allah satu-satunya Dzat yang berhak disembah. Adapun selain Allah tidak berhak disembah dan tidak berhak untuk menjadi Tuhan. Karena selain Allah adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah yang membutuhkan karunia Allah. Sehingga mereka tidak berhak untuk disembah. Allah yang Maha Esa, satu-satunya pencipta langit dan bumi. Tidak ada yang menciptakan langit dan bumi kecuali Allah. Dialah Allah satu-satunya pemilik langit dan bumi. Allah berfirman:

لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَمَا تَحْتَ الثَّرَىٰ ﴿٦﴾

Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah.” (QS. Tha-ha[20]: 6)

Allah berfirman:

لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ يُحْيِي وَيُمِيتُ ۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ﴿٢﴾

Kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Hadid[57]: 2)

Semua yang ada dilangit dan dibumi ini adalah milik Allah subhanahu wa ta’ala. Tidak ada yang berhak, bahkan tidak ada yang bisa menciptakan seperti ciptaan Allah subhanahu wa ta’ala. Allah berfirman:

هَـٰذَا خَلْقُ اللَّـهِ فَأَرُونِي مَاذَا خَلَقَ الَّذِينَ مِن دُونِهِ ۚ بَلِ الظَّالِمُونَ فِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ ﴿١١﴾

Inilah ciptaan Allah, maka perlihatkanlah olehmu kepadaku apa yang telah diciptakan oleh sembahan-sembahan(mu) selain Allah. Sebenarnya orang-orang yang zalim itu berada di dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Luqman[31]: 11)

Tuhan-Tuhan yang disembah selain Allah itu tidak mampu menciptakan sesuatu pun juga. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

قُلْ هُوَ اللَّـهُ أَحَدٌ ﴿١﴾

Katakanlah: “Dialah Allah, Yang Maha Esa.” (QS. Al-Ikhlas[112]: 1)

Satu-satunya Dzat yang paling sempurna. Yang semua makhluk membutuhkanNya. Akan tetapi Dia tidak membutuhkan makhluk-makhlukNya. Maka dari itulah Allah berfirman:

اللَّـهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾

Allah adalah Rabb yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.” (QS. Al-Ikhlas[112]: 2)

Semua makhluk seperti Malaikat, demikian pula manusia, jin, langit, bumi, semua bergantung kepada Allah. Semua membutuhkan karunia Allah, semua membutuhkan rahmat Allah subhanahu wa ta’ala dan mereka takut akan adzabNya. Allah subhanahu wa ta’ala juga berfirman:

أُولَـٰئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَىٰ رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ ۚ …

Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya;” (QS. Al-Isra`[17]: 57)

Semua makhluk butuh kepada Allah, sedangkan Allah tidak membutuhkan makhluk-makhlukNya. Maka itulah sifat Tuhan. Dimana tuhan itu sempurna dari semua sisi sisinya. Allah subhanahu wa ta’ala tidak membutuhkan bantuan siapapun juga. Allah pun tidak membutuhkan anak, tidak membutuhkan siapapun. Allah lah yang telah menciptakan langit dan bumi, maka dari itu Allah berfirman:

لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾

Dia tidak melahirkan dan tidak pula dilahirkan,” (QS. Al-Ikhlas[112]: 3)

Inilah keyakinan umat Islam. Allah tidak pernah mengambil anak, Allah pun juga tidak pernah dilahirkan. Karena apabila melahirkan, artinya Dia memiliki anak, Dia butuh kepada penerus yang akan meneruskanNya. Sedangkan Allah akan terus hidup dan kehidupan Allah sempurna. Allah sendirian dalam mengurus alam semesta ini. Tidak butuh siapapun juga. Maka orang yang mengatakan bahwa Allah mengambil anak, berarti dia sudah menghina Allah. Dia menganggap bahwa Allah lemah dan butuh kepada anak. Oleh karena itu Allah berfirman dalam surat Maryam:

وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَـٰنُ وَلَدًا ﴿٨٨﴾ لَّقَدْ جِئْتُمْ شَيْئًا إِدًّا ﴿٨٩﴾ تَكَادُ السَّمَاوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنشَقُّ الْأَرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا ﴿٩٠﴾ أَن دَعَوْا لِلرَّحْمَـٰنِ وَلَدًا ﴿٩١﴾ وَمَا يَنبَغِي لِلرَّحْمَـٰنِ أَن يَتَّخِذَ وَلَدًا ﴿٩٢﴾ إِن كُلُّ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ إِلَّا آتِي الرَّحْمَـٰنِ عَبْدًا ﴿٩٣﴾ لَّقَدْ أَحْصَاهُمْ وَعَدَّهُمْ عَدًّا ﴿٩٤﴾ وَكُلُّهُمْ آتِيهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَرْدًا ﴿٩٥﴾

Dan mereka berkata: “Rabb Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak”. Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar, hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka mendakwakan Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Rabb Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak. Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Rabb Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba. Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti. Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri.” (QS. Maryam[19]: 95)

Subhanallah.. Sampai-sampai langit hampir pecah, sampai-sampai bumi hampir belah, sampai-sampai gunung hancur lebur mendengar ucapan seperti itu. Itu menunjukkan betapa mungkarnya perkataan seperti itu. Maka kewajiban kita berlepas diri dari keyakinan seperti ini. Apabila langit saja hampir pecah, mungkinkah seorang mukmin ridha dengan keyakinan seperti ini?

Dia tiada melahirkan dan tidak pula dilahirkan. Karena Dia ada dan Dia akan senantiasa ada. Ada sebelum langit dan bumi ini ada. Dia yang menciptakan segala sesuatu.

هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ ﴿٣﴾

“Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Hadid[57]: 3)

Keyakinan kita umat Islam, bahwa Allah satu-satunya Dzat yang berhak disembah, pencipta langit dan bumi. Dia tidak dilahirkan dan tidak melahirkan.

وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ ﴿٤﴾

dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”.” (QS. Al-Ikhlas[112]: 4)

Adakah selain Allah yang bisa menandingi kekuatan Allah? Apabila malaikat yang begitu besar saja yang disebutkan dalam hadits, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أُذِنَ لِي أَنْ أُحَدِّثَ عَنْ مَلَكٍ مِنْ ‏مَلَائِكَةِ اللَّهِ مِنْ حَمَلَةِ الْعَرْشِ إِنَّ مَا ‏بَيْنَ شَحْمَةِ أُذُنِهِ إِلَى عَاتِقِهِ مَسِيرَةُ سَبْعِ ‏مِائَةِ عَامٍ.‏

Aku diizinkan untuk bercerita tentang malaikat diantara malaikat-malaikat Allah yang memikul ‘Arsy, sesungguhnya jarak antara daging telinganya dan pundaknya sejauh 700 tahun perjalanan.” (HR. Abu Dawud)

Malaikat yang paling besar yang Allah ciptakan, pemikul ‘Arsy. Dalam riwayat Imam Ahmad juga Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 أُذُنٌ لِيَ أَنْ أُحَدِّثَ عَنْ دِيْكٍ رِجْلَاهُ فِيْ الْأَرْضِ وَعُنُقِهِ مَثْنِيَّةً تَحْتَ الْعَرْشِ وَهُوَ يَقُوْلُ سُبْحَانَكَ مَا أَعْظَمَ رَبَّنَا

“Aku diizinkan oleh Allah untuk menceritakan tentang seekor ayam jantan yang kedua kakinya menembus bumi, dan lehernya merunduk di bawah ‘Arasy seraya berkata: “Maha suci Engkau, betapa besarnya Engkau ya Rabb kami” (HR. Ahmad)

Subhanallah.. Ayam ini berkata, “Maha suci Engkau, betapa besarnya Engkau ya Rabb kami.” Padahal ini Subhanallah sudah sangat besar sekali, tapi ternyata ia merasa kecil dihadapan Allah subhanahu wa ta’ala. Maka Adakah yang lebih besar dari Allah? Adakah yang bisa sebanding dengan Allah? Semua yang disembah selain Allah, matahari yang disembah, para Nabi yang disembah, para wali yang disembah, demikian pula bebatuan, semuanya milik Allah, semuanya diciptakan Allah.

Maka orang yang mempersekutukan Allah, sama saja mengatakan ada selain Allah yang sebanding dengan Allah. Sama saja dia menganggap bahwa Allah sama dengan makhlukNya yang lemah. Sungguh Allah takkan pernah ridha. Karena ini penghinaan terhadap Allah. Maka dari itulah, Allah telah berjanji bahwa orang yang wafat diatas kesyirikan tidak akan pernah masuk surga selama-lamanya.  Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

إِنَّ اللَّـهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَاءُ ۚ وَمَن يُشْرِكْ بِاللَّـهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا ﴿٤٨﴾

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An-Nisa`[4]: 48)

Allah juga berfirman:

… لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ ﴿٦٥﴾

“…Jika kamu mempersekutukan (Rabb), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Az-Zumar[39]: 65)

Ummatal Islam,

Inilah aqidah yang harus diyakini setiap umat Islam. Setiap yang mengakui dirinya muslim, hamba Allah yang mengucapkan laa ilaha illallah, dia wajib menghambakan hanya kepada Allah dan ia tidak setuju bahkan hatinya mengingkari semua sesembahan yang disembah selain Allah. Sebagaimana Nabi Ibrahim berkata:

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ إِنَّنِي بَرَاءٌ مِّمَّا تَعْبُدُونَ ﴿٢٦﴾ إِلَّا الَّذِي فَطَرَنِي فَإِنَّهُ سَيَهْدِينِ ﴿٢٧﴾

Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: “Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu sembah,tetapi (aku menyembah) Tuhan Yang menjadikanku; karena sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku”.” (QS. Az-Zukhruf[43]: 27)

Demikianlah aqidah Islam melepas diri dari semua ibadah yang disembah selain Allah. Karena semua tidak berhak untuk menjadi Tuhan.

أقول قولي هذا واستغفر الله لي ولكم

Khutbah Kedua Tentang Dia Tidak Melahirkan dan Tidak Pula Dilahirkan

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، نبينا محمد و آله وصحبه ومن والاه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنَّ محمّداً عبده ورسولهُ

Ummatal Islam,

Sesungguhnya berlepas diri kita dari semua sesembahan selain Allah mengharuskan kita menjauhi semua syiar-syiar yang disembah selain Allah tersebut. Maka dari itulah seorang yang mentauhidkan Allah dan melepaskan diri dari semua sekutu-sekutu Allah subhanahu wa ta’ala tidak akan pernah ridha dengan adanya perayaan lahirnya seorang Tuhan. Bagaimana dia menyakini Allah punya anak? Bagaimana dia akan ridha Allah punya anak? Sementara Allah tidak melahirkan dan tidak dilahirkan.

Maka bagaimana seorang muslim akan merasa ridha terhadap keyakinan seperti itu? Akan tetapi bukan berarti saudaraku, kita diperintahkan untuk bersikap arogan, kita diperintahkan untuk bersikap kasar, karena ketika Allah mengingkari semua sesembahan selain Allah, Allah pun juga memberikan kepada kita etika-etika. Tetap kita tidak boleh berbuat kasar kepada mereka, tetap kita tidak boleh memerangi mereka kecuali kalau mereka yang memerangi kita. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

لَّا يَنْهَاكُمُ اللَّـهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُم مِّن دِيَارِكُمْ أَن تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ ۚ إِنَّ اللَّـهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ ﴿٨﴾

Allah tidak melarang dari orang kafir yang tidak memerangi kalian, tidak pula membunuh kalian, tidak pulang mengusir kalian dari negeri-negeri kalian. Allah tidak melarang kalian berbuat berbuat baik kepada mereka, Allah tidak melarang kalian bersikap adil kepada mereka, Justru Allah mencintai orang-orang yang bersikap adil.” (QS. Al-Mumtahina[60]: 8)

Saudaraku sekalian, toleransi bukanlah dengan cara kita memperlihatkan persetujuan kita kepada sesembahan selain Allah. Toleransi bukan berarti kemudian kita mengucapkan kata-kata yang menunjukkan kita ridha kepada sesama selain Allah. Ingatlah saudaraku, ketika orang-orang kafir berkata kepada Rasulullah, “Hai Muhammad, bagaimana kalau kami menyembah Tuhanmu setahun dan kamu kemudian kamu menyembah Tuhan kami setahun? Maka Allah berfirman:

قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ ﴿١﴾ لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ ﴿٢﴾ وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ ﴿٣﴾ وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ ﴿٤﴾ وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ ﴿٥﴾ لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ ﴿٦﴾

Katakanlah: “Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku”.” (QS. Al-Kafirun[109]: 6)

Itulah Islam, itulah agama tauhid, itulah agama para Nabi dan Rasul, semuanya mentauhidkan Allah jalla wa ala.

إِنَّ اللَّـهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا ﴿٥٦﴾

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ
إنك سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعوَات، فَيَا قَاضِيَ الحَاجَات
اللهُمَّ اِنَّا نَسْاَلُكَ الجَنَّه وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّار
اللهُمَّ وَتُبْ عَلَيْنَا اِنَّكَ اَنْتَ التَّوابُ الرَّحِيم
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عباد الله:

إِنَّ اللَّـهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ ﴿٩٠﴾
فَاذْكُرُوا الله العَظِيْمَ يَذْكُرْكُم، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُم، ولذِكرُ الله أكبَر.

Dengarkan dan Download Khutbah Jum’at Tentang Dia Tidak Melahirkan dan Tidak Pula Dilahirkan


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/45589-dia-tidak-melahirkan-dan-tidak-pula-dilahirkan-khutbah-jumat/